Cara Mengetahui Rezeki Kita Barokah Atau Tidak? Ada Dua Sudut Pandang!

Rezeki yang Barokah merupakan rezeki yang bermanfaat bagi pemiliknya ataupun orang lain yang berada disekelilingnya. Baik bermanfaat di Dunia maupun juga di Akhirat. Barokah tidaknya rezeki yang kita miliki dapat di lihat kita lihat dari 2 sisi, diantaranya adalah sebagai berikut.

Pertama, Cara Mendapatkannya

Kita tentu harus berikhtiar mendapatkan rezeki yang halal dan barokah. Sehingga kemanfaatan dari rezeki itu sendiri bisa kita rasakan tidak hanya di Dunia melainkan juga di Akhirat. Dizaman yang modern saat ini, semakin banyak cara manusia untuk mendapatkan rezeki. Dari semuanya cari tersebut ada yang hukumnya Halal, syubhat dan haram. Rezeki yang barokah tentu diperoleh dengan cara dan sumber yang halal juga. Cara untuk mencari rezeki halal yakni bekerja atau berniaga yang tidak melanggar syariat Allah, misalnya dengan bertani tapi tidak menipu dan jujur, berdagang barang halal dengan cara menjual yang halal pula serta yang lainnya. Sementara mencari rezeki yang haram itu sudah sangat jelas contohnya yakni cara meraih rezeki tersebut melanggar syariat Allah, misalnya mencuri, menipu, dan lain sebagainya yang bersifat batil (keburukan). Sementara rezeki yang syubhat itu mencari rezeki dengan cara tidak keduanya atau dikatakan tidak jelas baik caranya maupun barangnya, baik itu halal maupun haram. Kebarokahan rezeki hanya bisa kita dapatkan dengan cara mampu untuk menghindari hal-hal yang syubhat serta menjerumus keharaman dalam upaya meraih rezeki itu sendiri.

Kedua, Cara Membelanjakannya

Keberokahan rezeki dapat juga dari bagaimana cara kita membelanjakannya. Kemana dan juga juga bagaimana cara kita untuk membelanjakan rezeki tersebut. Rezeki yang baik dan barokah adalah rezeki yang mampu membawa pemilik dari rezeki tersebut bertambah ketaatannya kepada Allah. Kita dapat melihat ukuran rezeki menghasilkan kebaikan dari sumber yang baik pula, begitu pula sebaliknya rezeki yang bersumber pada keburukan cenderung akan mengalir pada saluran yang buruk juga.

“Sesungguhnya Jibril telah menyampaikan kepadaku bahwa tidak ada jiwa yang mati sebelum disempurnakan rezekinya. Maka, bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari rezeki. Dan janganlah karena anggapan terlambatnya rezeki yang menjadi hakmu, menjadikannya kamu memintannya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya, ia tidak akan mendapatkan rezeki yang ada pada-Nya kecuali dengan ketaatan” (HR Ibnu Abi Syaibah)